gamal

Gamal Albinsaid

Ya “Klinik Sampah” itulah istilah yang disematkan kepada sosok dokter muda lulusan Fakutas Kedokteran Universitas Brawijaya Malang, yaitu dr. Gamal Albinsaid, sebagai pemateri dalam kegiatan Orientasi Pengenalan Akademik Kampus (OPAK) Fakultas Ekonomi di Gdung Saintek Lantai 4 pada Tanggal 19-20 Agustus 2016. Dokter Muda kelahiran Malang, 8 September 1989, dengan “Kinik Sampahnya” ia berhasil menyabet penghargaan HRH The Prince of Wales Young Sustainability Entrepreneurship First Winner 2014. Penghargaan yang diselenggarakan oleh Unilever dan Cambridge University ini merupakan kehormatan dari Pangeran Charles kepada entrepreneurship muda yang peduli di bidang sumberdaya berkelanjutan. Program penghargaan internasional tersebut didesain untuk menginspirasi pemuda di seluruh dunia untuk menyelesaikan isu lingkungan, sosial dan kesehatan.

Konsep dr. Gamal Albinsaid tentang“Klinik Sampah” yaitu setiap anggota masyarakat yang ingin berobat wajib membawa sampah-sampah dari rumah atau lingkungan sekitarnya yang bisa didaur ulang. Warga cukup menyerahkan sampah yang mereka bawa kepada Klinik Asuransi Sampah dan mereka pun bisa menikmati berbagai fasilitas pelayanan kesehatan primer. Sampah yang mereka bawa, dapat berupa sampah kering atau apa saja yang dapat didaur ulang, dan kami hargai Rp 10.000,-,  kata Gamal. Dengan sampah yang telah dikumpulkan, Gamal bersama rekan-rekan medisnya akan memberikan pelayanan kesehatan berupa pemeriksaan dokter, gula darah, hingga memberikan obat-obatan yang diperlukan oleh pasien. Gamal mengembangkan Klinik Asuransi Sampah ini dengan mengajak para kader Posyandu, ibu-ibu PKK, dan masyarakat sekitar yang ingin berpartisipasi untuk mengabdi kepada masyarakat.

Selain pelayanan kesehatan, Klinik Asuransi Sampah juga memberikan penyuluhan untuk pencegahan penyakit dan rehabilitasi bagi mereka yang baru sembuh dari sakit.  Bagi Gamal dengan pemberian sampah sebagai premi kesehatan, sekaligus menjadi ajang edukasi bagi masyarakat untuk menjaga kebersihan lingkungan sekitar. Gamal bersama dengan tim Indonesia Medika merencanakan untuk menerapkan sistem pembayaran sampah ini ke klinik-klinik lain, tidak hanya di Malang tapi juga di kota-kota lain di Indonesia, ujar bapak satu anak dihadapan 510 mahasiswa baru Fakultas Ekonomi dalam acara Orientasi Pengenalan Akademik Kampus (OPAK) tahun 2016.

Gamal terinspirasi dengan kisah seorang anak pemulung yang meninggal dunia karena sakit diare. Minimnya pelayanan kesehatan yang bisa diakses oleh seorang keluarga pemulung dengan penghasilan Rp 10.000,- per hari menyebabkan seorang bocah yang sakit diare tak tertolong. Melihat kondisi tersebut Gamal mencoba melakukan perubahan. Membuat sebuah layanan asuran si kesehatan dengan menyetor sampah sebesar Rp 10.000,- setiap periode tertentu.

Sementara itu Penanggung jawab kegiatan OPAK Fakultas Ekonomi UIN Maulana Malik Ibrahim Malang, Dr. H. Achmad Sani, SE, M.Si, mengatakan bahwa OPAK kali ini mengusung tema “social entreprenership”. Sosial  entrepreneurship menurut beliau adalah seseorang entrepreneur yang mengerti permasalahan sosial dan menggunakan kemampuan di bidang Entreprenuership untuk melakukan perubahan sosial (social change), terutama meliputi bidang kesejahteraan (welfare), pendidikan, dan kesehatan (healtcare). Tujuannya adalah menciptakan pasar  dengan  menghilangkan kesenjangan dalam kesejahteraan, pendidikan, kesehatan, dan peluang kerja. Jika mengacu pada  business entrepreneur, maka keberhasilan perusahaan biasanya diukur dari keuntungan atau pendapatan, sedangkan social entrepreneur keberhasilan perusahaan diukur dari manfaat yang dirasakan masyarakat luas, ujarnya

M. Zakki Ketua Dema (Dewan Eksekutif Mahasiswa) Fakultas Ekonomi, mengatakan bahwa tujuan menghadirkan dr. Gamal Albinsaid, penerima berbagai gelar diantaranya “People Of The Years Entrepreneurs” 2015, “Unilever Sustainibility Living Young Entrepreneur Award” 2014 dan lainnya, agar para mahasiswa baru khususnya dan mahasiswa Fakultas Ekonomi pada umumnya dapat terinspirasi dengan menjadi seorang Entrepreneur yang berjiwa sosial, mampu untuk menyelesaikan isu-isu lingkungan, sosial dan kesehatan. Dengan “Kinik Sampahnya” ternyata dr. Gamal Albinsaid mampu menggugah kesadaran manusia bahwa banyak cara untuk dapat menolong sesama, hanya dengan memanfaatkan limbah bahan-bahan yang sederhana.  (san)