Dua hal yang membuat orang susah untuk berkembang dan maju. Keduanya adalah prasangka dan hati yang tidak baik. Pernyataan Prof. Hamka ini dikutip oleh Sapuadi sebagai pembuka pada kuliah tamu di UIN Maliki Malang kemarin (Selasa, 10/4/18). Persepsi inilah yang harus diubah oleh mahasiswa selama menempuh pendidikan di perguruan tinggi. “Maind set tujuan ke kampus hanya untuk belajar atau menuntut ilmu harus diubah. Jauh-jauh datang ke kampus tidak cukup hanya untuk mencari ilmu, tetapi harus diubah maindset-nya, untuk menjadi orang kaya yang barakah” kata Sekjen Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan, Sapuadi, ST, MSi, Phd.

Lebih lanjut ia menjelaskan, setelah lulus tentu tidak langsung menjadi kaya. Untuk menjadi kaya harus memiliki usaha, sedangkan usaha membutuhkan modal. Modal hanya bisa diperoleh jika ia memiliki ilmu. Oleh karena itu selama kuliah harus mendapat dan menguasai ilmu. Jika maind set kuliah adalah harus menjadi orang kaya yang barakah, otomatis harus menguasai ilmu. Bukankah Rasul paling benci kekufuran?. Sebab, kekufuran sangat dekat dengan kekafiran. Menjadi orang kaya barakah sudah pasti ilmunya bermanfaat. Itulah pentingnya persepsi, dengan mengubah cara berfikir, jelasnya.

Kuliah tamu dengan pembicara Sekertaris Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan (Sapuadi, ST MSi Phd) dan Direktorat Pembiayaan Syariah Ditjen Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan RI (Agus Prasetyo Laksono) mengambil tema “Mengelola Keuangan Negara Amanah Pruden, Akuntabel dan Kredibel”. Kuliah tamu ini dirangkai dengan penandatangan perjanjian kerjasama antara UIN Maliki Malang dengan Pengelolan Pembiayaan dan Risiko Kementrian Keuangan RI dalam bidang akademik. Rektor UIN Maliki Malang, Prof. Dr. H. Abdul Haris, MAg dan Sapuadi, ST, MSi, Phd menandatangi perjanjian kerjasaman tersebut.

Diantara isi nota kesepahamannya adalah, mahasiswa UIN Maliki Malang akan diberi akses untuk melakukan magang pada departemen tersebut.

Peran Surat Berharga Syariah Negara Dalam Pembiayaan APBN dan Pembangunan Nasional menjadi tema utama yang disampaikan oleh Agus P Laksono. Ia menjelaskan tentang struktur APBN yang kedodoran (defisit) dan peran pembiayaan ekonomi syariah dalam menyehatkan APBN. Diantaranya melalui sukuk negara dan pembiyaan proyek infrastruktur melalui surat berharga syariah negara (SBSN).

“SBSN dapat menjadi sumber pembiayaan APBN, menyediakan instrumen investasi dan likuiditas berbasis syariah, mengembangkan keuangan syariah, dan menyediakan benchmark bagi penerbitan sukus korporasi” kata Agus P Laksono menjelaskan.

Kuliah tamu dan penandatangan kerjasama UIN Maliki Malang dengan Irjen Kementerian Keuangan RI ini diinisiasi oleh Fakultas Ekonomi. Selamat dan sukses (us).