FE UIN Malang sukses menggelar Job Fair II 2014 di Gedung SC (28-29/10).   Sekitar 35-an perusahaan  membuka kesempatan untuk menempati  berbagai posisi  ketenagakerjaan.   Mulai  jasa keuangan bank-non bank, broadcasting,  industry manufacture, kimia, obat-obatan, pertanian,  peternakan, teknik industry,  sector pendidikan, hingga  agen/penyalur tenaga kerja ke negara  lain.   Lebih  dari 2500  pencari kerja   (job seekers) berebut nasib  menepati berbagai  posisi  yang ada.  Peserta  mulai   lulusan  SMU/SMK hingga perguruan tinggi,  bersaing  untuk mendapat  tempat  kerja idamannya.

Job fair sangat penting dan dibutuhkan oleh banyak pihak. Setidaknya bagi pencari kerja, stakeholder atau perusahaan, dan lembaga pendidikan.   Pencari kerja didominasi oleh lulusan baru ( freshgraduate).  Bagi mereka, job fair akan membuka jendela  baru setelah bergelut dengan buku, dunia kerja.  Berbagai pilihan kerja bisa  mereka dapat. Informasi  kebutuhan tenaga kerja  banyak mereka peroleh. Sebaliknya, jika tanpa job fair.  Terlebih, tidak semua lulusan baru memiliki talenta  wirausaha.

Bagi stakeholder / perusahaan, keberadaan job fair tentu sangat menguntungkan.  Tidak perlu buang biaya untuk pasang iklan atau jasa konsultan.  Setumpuk  berkas lamaran sesuai  keinginan  mudah didapatkan.  Terlihat,  ratusan berkas pelamar pada setiap perusahaan.  Dua hari dianggap tidak cukup untuk proses seleksi.  Fakultas Psikologi, Gedung SC, KJM, dan Humaniora  terpaksa digunakan untuk proses intervieu-seleksi pada hari berikutnya.  Banyak pula yang meneruskan proses seleksi di perusahaannya.

Bagi institusi atau lembaga pendidikan tentu sangat membantu. Menghubungkan alumni dengan stakeholder pengguna.  Dari sini bisa diketahui  kemampuan daya saing sumberdaya (out put) yang dihasilkan, melalui kemampuan terserap pada lapangan kerja yang tersedia.  Setidaknya,  output  akan diuji  dengan lembaga pendidikan lainnya.  Kerjasama antar perusahaan-lembaga pendidikan, integrasi pendidikan dengan  lapangan kerja, ketrampilan yang dimiliki, profesionalisme pendidik, kesesuaian akademik dengan kebutuhan dunia kerja, dan lain sebagainya.  Pendek kata, daya saing menjadi  indicator keberhasilan proses pendidikan-pembelajaran.  “Bisa menjadikan apa”,  kata penjamin mutu Universitas, Dr. Muhtadi Ridwan.  Misi,  visi, dan tujuan yang hendak diwujudkan lembaga pendidikan tentu tidak boleh diabaikan.  Keluasan  ilmu, keagungan akhlak, kedalaman spiritual, dan profesionalisme.

Selamat,  bagi alumni yang telah menemukan dunia  barunya di ajang job fair, dunia kerja. Sukses, bagi panitia, Wakil Dekan III Fakultas Ekonomi Dr. Ach. Sani Supriyanto. (us).